BMKG Hari Ini Beri Peringatan Potensi Karhutla, Ini Penyebanya

28 Januari 2023, 14:18 WIB
BMKG Hari Ini Beri Peringatan Potensi Karhutla, Ini Penyebanya /Pixabay/

PORTAL NGANJUK – BMKG hari ini memberi peringatan kepada masyarakat soal potensi adanya cuaca ekstrem.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan kondisi cuaca ekstrem yang dapat terjadi pada masa pancaroba.

Tak hanya itu, potensi karhutla juga bisa menjadi salah satu ancaman.

Kondisi cuaca ekstrem yang sering terjadi di antaranya adalah hujan lebat, angin puting beliung, dan angin kencang yang berdurasi singkat.

Namun hal tersebut sering memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.

Baca Juga: Viral Video Diduga Penampakan UFO di Dekat Gunung Merapi, Terpantau CCTV Badan Geologi

"Pada Maret, April, Mei 2023, beberapa wilayah di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara akan mengalami periode transisi sebelum memasuki kemarau pada bulan Juni.

Hal yang perlu diwaspadai, fenomena cuaca ekstrem yang sering muncul," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

BMKG Juga mengungkapkan hasil pemantauan pada suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur.

Hal tersebut memperkirakan curah hujan di wilayah Indonesia akan mengalami penurunan yang disebabkan melemahnya fenomena La Nina.

Fenomena La Nina akan terjadi apabila suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah berada di bawah kondisi normalnya (dingin).

Kondisi tersebut menyebabkan potensi pertumbuhan awan di Samudra Pasifik tengah berkurang, dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.

Oleh karena itu, BMKG menyebut perlunya upaya antisipasi untuk menghadapi berbagai fenomena yang terjadi pada musim kemarau.

Yakni yang diakibatkan dari berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia setelah tiga tahun terakhir.

Baca Juga: Cek Fakta: Bharada E Akhirnya Bebas Dari Hukuman Karena Peran Presiden Jokowi, Begini Faktanya

"Kewaspadaan yang lebih tinggi perlu dilakukan untuk mengantisipasi musim kemarau, yang diprediksi umumnya menunjukkan curah hujan berkurang,

yang lebih rendah dari tiga tahun terakhir meskipun sifatnya kembali ke normal," ujar Dwikorita.

Beberapa hal yang dikhawatirkan terjadi pada saat melemahnya fenomena La Nina.

Hal tersebut membuat meningkatnya potensi karhutla atau kebakaran hutan dan lahan seperti yang pernah terjadi pada 2019 lalu.

BMKG bersinergi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI/Polri, Pemerintah Provinsi/Kabupaten untuk menghadapi karhutla.

"BMKG bersama BNPB, BPBD, TNI/Polri, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Pemprov, dan Pemkab setempat terus berkoordinasi dan menyiapkan berbagai langkah antisipasi dan persiapan,

Serta peringatan dini menghadapi karhutla, termasuk menyiapkan skenario operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC)," tuturnya. ***

Editor: Muhafi Ali Fakhri

Tags

Terkini

Terpopuler