PORTAL NGANJUK - Kekerasan antara tentara dan kelompok paramiliter yang disebut Rapid Support Forces (RSF) atau Pasukan Dukungan Cepat paramiliter (RSF) terus berlanjut hingga hari ketiga.
Dikabarkan hampir 100 orang telah tewas, kata serikat dokter dan satu perkiraan menyebutkan jumlah yang terluka mencapai 1.100 warga sudan.
Kedua belah pihak mengklaim menguasai situs-situs penting di ibu kota Khartoum, tempat warga berlindung dari ledakan.
Baca Juga: Kabar Duka Gitaris Band The Script Mark Sheehan Meninggal Dunia, Usai Mengidap Brief Illness
Pertempuran itu adalah bagian dari perebutan kekuasaan yang ganas di dalam kepemimpinan militer negara itu, yang telah meningkat menjadi kekerasan antara faksi-faksi yang bersaing.
Tetapi beberapa laporan menunjukkan bahwa tentara telah mendapatkan kembali kendali atas bandara, dengan militer mengatakan bahwa mereka berurusan denganya.
Terbentuknya Rapid Support Forces (RSF)
Melansir aljazeera.com (17/04/2023) RSF dibentuk Kelompok berevolusi yang disebut milisi Janjaweed, bertempur dalam konflik pada tahun 2000-an di wilayah Darfu.