Jokowi Mendapatkan Penghargaan Swasembada dari IRRI, Tetapi Komoditas Jagung masih Impor, Mengapa?

14 Agustus 2022, 15:48 WIB
Jokowi Perbaiki Sistem Kesehatan Nasional di Indonesia /YouTube Sekretariat Presiden

PORTAL NGANJUK - Presiden Joko Widodo alias Jokowi menjadi perhatian publik karena sempat bahas stok beras dalam skala nasional untuk pada April 2022.

Telah dijelaskan langsung oleh Jokowi bahwa stok beras untuk seluruh wilayah Indonesia tersisa 10.2 juta ton, angka yang cukup banyak.

Padahal saat ini dunia sedang mengalami krisis pangan, namun Jokowi justru mengungkapkan bahwa Indonesia dipastikan siap menghadapi resiko ini.

Keterangan itu bukan disampaikan saat Jokowi menerima sebuah penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI).

Keberhasilan dalam mengatur stok besar sebagai kebutuhan pokok mendapatkan apresiasi, diklaim untuk beberapa waktu ke depan Indonesia tidak perlu khawatir mengenai kebutuhan besar.

"Stok beras kita di lapangan jumlahnya di akhir April 2022 tertinggi, yaitu 10,2 juta ton. Kalau ditanya barangnya ada di mana? ada di masyarakat, di petani, di restoran-restoran juga di Bulog plus beberapa industri-industri pangan," kata Jokowi, Minggu, 14 Agustus 2022.

Baca Juga: UPDATE! Link Nonton Anime Isekai Yakkyoku Episode 6, Gratis dengan Sub Indo Bukan dari Otakudesu dan Oploverz

Memang saat ini dunia sedang kesulitan dalam menangani kekurangan pangan yang terjadi di setiap negara, harus mengandalkan impor dari negara lain.

Untuknya berkat kerja keras dan kebijakan yang diambil Jokowi, penanganan stok beras di tanah air bisa terkendali.

Hal ini tentu disampaikan agar masyarakat merasa lega dan saat merayakan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) yang ke 77 bisa berjalan dengan lancar.

Pembuktian dari Jokowi tidak hanya melewati omongan saja, IRRI mengakui kinerjanya dan berani memberikan sebuah penghargaan kepada orang nomor 1 di Indonesia.

Tercatat bahwa sejak 3 tahun lalu Indonesia masih terus berusaha mensuplai kebutuhan negara lain dengan mengekspor hasil panen berupa beras.

Sejak 2019 sampai 2021 tercatat rata-rata produksi beras di tanah air bisa mencapai angka 31.2 juta ton.

Baca Juga: Cek Fakta: Putri Candrawathi Telah Terlibat Sejak Awal, Bertugas Siapkan Uang Usai Kasus Brigadir J Selesai?

Ini akan menjadi peluang negara untuk tampil di kancah internasional, bisa memenuhi kebutuhan besar di sebagian negara.

Meskipun beras menjadi salah satu produk ekspor, Jokowi mengatakan untuk tidak hanya fokus pada 1 komoditas.

Peningkatan harus terus dilakukan dari berbagai sektor pangan, salah satunya menyinggung soal tanaman sorgum yang berada di wilayah Waingapu, Nusa Tenggara Timur.

Jokowi menjelaskan bahwa komoditas sorgum bisa ikut bersaing, menjadi salah satu produk ekspor dari Indonesia.

Fokus utama tetap kepada kebutuhan skala nasional, produk jagung, bahan pakan ternak, diharapkan terisi lebih dulu dibandingkan harus mengekspor ke luar negeri.

Menurutnya jagung bisa menjadi produk unggulan, perlu adanya pengawasan dan produktivitas yang meningkat agar kebutuhan skala nasional terpenuhi lebih dulu.

Baca Juga: Samuel Hutabarat Meminta Keadilan Anaknya, Ramos Hutabarat Usut Kasus Kliennya

Memang cara ini tidak mudah, namun dengan konsentrasi dan fokus, negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat.

"Kita harap dengan terus kita konsentrasi ke sana, insya Allah kita sudah tidak impor jagung lagi dalam 2-3 tahun mendatang, seperti beras yang sudah tiga tahun tidak impor," kata Jokowi.***

 

 

Editor: Alfan Amar Mujab

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler